Hari ke empat... Semangat banget nih jalan-jalan di Cape Town hari berikutnya. Kita makin hari makin semangat, soalnya hari-hari kemarin sangat memuaskaaaann... Jadi kita selalu gak sabar buat the next trip :D
Di hari yang ke tiga ini, kita rencananya mau jalan ke tempat yang agak jauh lagi dari pusat kota Cape Town. Kenapa pilih tempat yang jauh-jauh? Soalnya kita pengen semua tempat yang bagus ke kelilingin, maklum gak mau rugi :p
Sebagai rangkumannya, hari ke empat ini kita jalan-jalan ke Stellenbosch dan juga ke Boulders Beach. Ada apa aja di sana? Saya ceritakan satu-persatu yah perjalanannya... Enjoy...:D
"aku, dirimu dan dirinya" hahahaha.... |
Stellenbosch adalah kota kecil yang berada di sebelah barat Cape Town. Bagi sebagian orang, Cape Town tidak hanya terkenal dengan keindahan pantai nya saja, tetapi juga dengan produksi wine nya. Sebenarnya, daerah yang terkenal sebagai penghasil wine ini bukan Cape Town, melainkan Stellenbsoch. Jarak antara Cape Town dan Stellenbosch ini kurang lebih sekitar 52 km.
Kalau sehari sebelumnya saya ke Hermanus melewati jalanan yang pemandangannya luar biasa indah, kali ini menuju Stellenbosch jalanan yang kami lewati adalah daerah perumahan dan perkotaan. Jadi sepanjang jalan, kami melalui jalan tol dan jalan dalam kota. Agak bosan juga sih kalo sepanjang jalan tidak disuguhi oleh pemandangan yang indah. Kami hanya berharap tempat yang kami tuju tidak lah membosankan.
Ketika telah melalui setengah perjalanan, kami agak di kejutkan dengan nama sebuah daerah. Nama daerah tersebut adalah Macassar. Sebelumnya, kami pernah mendengar cerita dari kawan kami yang asli Cape Town, bahwa penduduk asli Cape Town adalah keturunan Indonesia. Salah seorang Syekh bernama Syekh Yusuf asal Makasar, dibuang oleh Belanda karena menentang pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Tidak disangka, ternyata kami benar-benar melewati daerah yang bernama Macassar tersebut. Masih menurut cerita teman kami, bahwa di daerah Macassar tersebut mayoritas penduduk adalah muslim dan di daerah itu pula Syekh Yusuf di makam kan. Penduduk asli Cape Town sangat menghormati Syekh Yusuf.
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 50 km, kami mulai bingung. Karena tidak ada petunjuk dimanakah Stellenbosch itu berada. Tapi kami tentunya tidak mau menyerah begitu saja. Kami terus menyusuri jalanan yang sesuai dengan petunjuk GPS. Hingga pada akhirnya pemandangan di sekitar kami mulai berubah. Kanan kiri kami sudah bukan merupakan daerah perumahan atau perkotaan lagi, melainkan hamparan tanah luas yang sepertinya berada di kaki gunung. Tapi di hamparan tanah luas tersebut terlihat barisan tanaman merambat yang mulai mengering. Setelah dilalui cukup jauh, kami pun memutuskan untuk berbelok dan masuk ke salah satu jalanan kecil yang menyusuri lahan pertanian tersebut.
Jalanan di dalam perkebunan anggur |
Jalanan yang kami lalui bukanlah jalan aspal yang mulus seperti yang selalu kami lewati, melainkan jalan tanah yang sempit dan berdebu. Setelah beberapa ratus meter, ternyata jalanan tersebut ada satpam nya yang jaga. Yasudlah, sekalian bertanya juga apakah kita nyasar atau kah masih berada di jalur yang benar. Berdasarkan hasil wawancara dengan satpam tersebut (cailaaahh satpam aja pake di wawancara hahaha....), ternyata kami berada di jalur yang benar. Bahwa daerah yang akan kami lalui ini adalah perkebunan anggur. Dan kami pun di persilahkan masuk menyusuri jalanan tersebut.
Sepanjang jalan yang dapat kami lihat tentunya hanyalah barisan pohon anggur yang mulai mengering. Kecewa juga sih, karena bayangan kita kan bakal ikutan panen anggur hahahaha... Setelah jalan beberapa kilometer, kami hanya menemui beberapa rumah, yang sepertinya dihuni oleh keluarga pemilik perkebunan tersebut. Karena tidak banyak juga yang bisa kami lakukan disana, kami pun langsung berbalik arah. Ketika kami bertemu kembali dengan satpam yang jaga gerbang, kami menanyakan lokasi kota Stellenbosch. Ternyataaa... perkebunan anggur ini masih antara perbatasan Cape Town dan Stellenbosch. Kota kecil yang kami maksud masih berjarak kurang lebih 10 kilometer lagi. Oalaaaaa... tau gitu kita dari tadi langsung tancap kesana. Tapi lumayan juga sih, jadi tau kaya gimana penampakan perkebunan anggurnya hehehe...
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 kilometer, akhirnya kami berada di pusat kota Stellenbosch. Tau darimana kalo itu udah di Stellenbosch? Kan udah gugling dulu sebelumnya hehehehe... Jadi berdasarkan info, Stellenbosch itu bisa dikatakan sebagai kota pelajar, karena disana terdapat Stellenbosch University. Sebagai kota pelajar, tentunya banyak brondong dong yah disana hahahaha... Arsitektur kota yang di dominasi oleh bangunan-bangunan lama yang bersejarah mengingatkan saya pada jalan Braga di Bandung, hanya saja di Stellenbosch ini kota tua nya lebih terawat, lebih bersih, toko-toko di pinggir jalannya pun lebih menarik. Intinya Stellenbosch jauh lebih bagus banget deh kalo di banding dengan kota tua- kota tua yang ada di Indonesia hahahaha...
Salah satu bangunan tua di Stellenbosch |
Di Stellenbosch ini mayoritas penduduk yang kami temui adalah bule alias berkulit putih. Kota ini terlihat masih sangat asri. Pohon-pohon besar terdapat di sepanjang jalan. Meskipun nyaris tidak terlihat angkutan umum di kota ini, namun tidak semua masyarakatnya menggunakan kendaraan pribadi alias mobil. Karena banyak juga yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, bahkan beberapa kali saya melihat bule-bule yang menggunakan skateboard juga. Bangunan di sepanjang jalanan Stellenbosch ini digunakan untuk berbagai aneka usaha masyarakat, seperti cafe, toko baju sederhana, toko pernak-pernik, toko es krim. Pokoknya berada di Stellenbosch ini serasa berada di Eropa jaman dahulu deh.... (kaya tau aja Eropa jaman dulu hahahaha....). Rasanya tempat ini benar-benar pas bagi yang ingin bersantai, menikmati hari.
Suasana di salah satu sudut kota Stellenbosch |
Hari semakin siang, sepertinya udara dingin musim gugur tidak terasa disini. Menjelang waktu makan siang, cafe-cafe dan restoran pinggir jalan semakin dipenuhi oleh banyak orang yang akan makan siang. Sayangnya, kami tidak menemukan tempat makan halal di Stellenbosch ini. Untungnya saya selalu membawa bekal andalan, yaitu indomie goreng hahahaha... Karena akan menempuh perjalanan jauh, saya sudah siap-siap dari pagi masak indomie goreng 5 bungkus untuk bertiga hahaha... Selain itu, kami juga sempat mampir ke supermarket ceker ayam untuk sekedar beli jajanan camilan untuk sepanjang jalan. Karena bagi kami, perut kenyang, hati pun tenang :D :D :D
Sempet jajan es krim dulu :p |
Perjalanan ke Stellenbosch ini benar-benar menyenangkan dan menenangkan. Tadinya tujuan ini akan masih kami pertimbangkan untuk di datangi atau tidak. Tapi setelah mendatangi tempat ini, sepertinya kami akan sangat menyesal jika tidak mampir ke kota kecil yang eksotis ini.
Oiya, buat yang suka fotografi tempat ini sangat-sangat cocok buat menguji skill. Ato buat yang mau post wedding, tempat ini juga bisa jadi romantis bangeeeettt hehehehe.... Suami tercinta pun yang masih newbie dalam hal fotografi langsung sibuk jepret sana sini. Saya dan AL tentu saja di daulat sebagai model nya. Namun apa daya, karena masih sangat newbie, ternyata banyak yang gagal nya dari pada yang bagus nya hikshikshiks..... Tapi seperti kata suami saya bilang, fotografer profesional aja dari 1000 foto mungkin cuma 1 ko' yang bagus.... (alibiiiii.....~.~' ). Baiklah...karena dalam kegagalan ada pembelajaran saya pun mengikhlaskan saja foto-foto yang blur-blur itu... Semoga lain waktu kami bisa kembali lagi kesini, dengan hasil foto yang lebih memuaskan hahahaha....
Dengan berat hati kami harus melanjutkan perjalanan. Tujuan kami yang berikutnya tidak kalah menarik, yaitu Boulders Beach. Penguin....come to mama hahahaha.....
Eeeeiiiitttssss.... tunggu dulu.... dalam perjalanan setelah dari Stellenbosch kami sepertinya melewati jalan yang berbeda dengan ketika kami datang tadi. Sepanjang jalan, beberapa kali kami melihat plang besar bertulisan Wine Estate & Hotel. Karena penasaran, kami pun masuk ke salah satu bangunan yang terlihat asri dan megah. Ternyata itu adalah Asara Wine Estate & Hotel.
Gerbang masuk Asara |
Begitu masuk, kami langsung disuguhi pemandangan yang sangat indah. Kalau sebelum ke Stellenbosch tadi kami mendatangi perkebunan anggur yang pohon anggurnya sudah mengering, maka di Asara ini pohon anggurnya masih terlihat segar-segar. Sayang kami tidak boleh berhenti untuk foto-foto, jadi kami hanya curi-curi foto dengan memajukan kendaraan perlahan atau hanya berhenti beberapa detik saja hihihi... demi foto...
Kanan-kiri dipenuhi tanaman anggur |
Diujung jalan perkebunan, ternyata memang ada hotel nya. Hotel Asara ini terlihat sangat megah dan tampak mahal sepertinya hehehe... Lalu kami pun memarkirkan kendaraan kami. Ternyata, tempat kami parkir ini adalah toko khusus untuk menjual anggur. Akhirnya kami turun, dan melihat-lihat. Harga anggur-anggur disini sangat bervariasi. Anggur yang sudah mau kadaluarsa dijual dengan harga di bawah R100, sedangkan anggur yang tidak ada istilah kadaluarsa, yang katanya makin lama disimpan makin enak harganya makin tidak terhingga hehehehe... Karena botol nya bagus, maka kami memutuskan untuk membeli satu. Niat nya sih untuk pajangan kenang-kenangan saja, bukan untuk diminum. Oleh karena itu kami pun membeli yang harganya paling murah, yang sudah mau kadaluarsa tentunya hahahahaha....;p
Danau kecil di tengah perkebunan anggur |
Bagi yang berminat untuk ke Cape Town, beberapa travel agent disini menawarkan Wine trip. Jadi, menginapnya ya di hotel-hotel seperti Asara ini, dan kelebihan dari paket travel ini adalah bisa mengetahui proses pembuatan wine hingga mencicipi wine. Secara kami muslim, tentunya paket seperti ini tidak masuk dalam list kami.
Baiklah... kali ini kami benar-benar akan melanjutkan perjalanan menuju Boulders Beach...
Boulders Beach
Boulders Beach ini lebih dikenal dengan pantai penguin. Karena jumlah penguin yang menjadikan pantai ini sebagai rumahnya, berjumlah ratusan. Memang ada penguin di Cape Town? Saya juga baru tau pas mau ke Cape Town ini hahahaha...
Sebenarnya rute yang kami lalui di hari ini, sangat panjang. Dari Stellenbosch menuju Boulders Beach kurang lebih 60 kilometer. Sungguh perencanaan yang kurang matang hehehe... Habis mau bagaimana lagi, kami ingin mengunjungi semua daerah yang dianggap bagus hehehe...
Sebagian besar perjalanan dari Stellenbosch menuju Boulders Beach kami hanya melihat hamparan tanah yang luas. Tapi kami agak heran juga, karena jalanan yang kami lalui kanan kiri semuanya berupa hamparan pasir putih, seperti di pantai. Tapi ajaibnya kami tidak melihat lautan sama sekali. Sayangnya untuk jalanan tersebut tidak sempat saya foto. Tetapi saya abadikan di video. Kenapa di video? Karena jalanan ini adalah jalanan sepi yang jarang juga ada mobil lewat dan jarang ada perumahan. Sekali nya ada perumahan, yang ada perumahan kumuh. Sehingga kami merasa was-was selama di perjalanan dan kami tidak berani untuk berhenti foto-foto di tengah jalan.
Boulders Beach ini berada di Simon's Town, yaitu lagi-lagi kota kecil yang sederhana. Berada di kota kecil seperti ini mengingatkan saya akan film Dawson's Creek atau Twilight yang seluruh penduduk kota sepertinya saling mengenal antara satu dengan yang lain. Hihihi...malah jadi menghayal kemana-mana nih ;p
Memasuki daerah Boulders Beach, kami sempat "nyasar" dulu. Sudah masuk ke pantai nya, tapi yang ada ko' cuma bule-bule setengah bugil, mana penguin nya? Ternyata di Boulders Beach ini ada dua bagian. Bagian yang sebelah buat renang manusia, bagian yang sebelah lainnya buat renang penguin hehehe....
Memasuki area Boulders Beach ini kita harus bayar tiket masuk sebesar R55 untuk dewasa dan R25 untuk anak-anak. Nanti nya mau renang ataupun mau liat penguin renang, bayarnya cukup sekali saja. Tiket bisa langsung di beli di pintu masuk Boulders Beach.
Bagian pantai yang bisa untuk renang |
Buat yang mau renang, pantai di Boulders Beach ini super duper bersih banget. Air nya sangat jernih, dangkal dan terdapat batu karang - batu karang berukuran jumbo, sehingga permukaan air sangat tenang, benar-benar cuocok banget buat renang ato buat yang mau belajar renang. Sayangnya kita baru tau kalau di Boulders Beach ini pantai nya bisa buat renang, jadi saya tidak mempersiapkan pakaian ganti untuk AL dan suami saya. Jadinya kita gak main air deh...:(
Akhirnya kami pun melangkah menuju pantai bagian lain, untuk melihat penguin. AL sudah super excited, tidak sabar untuk melihat penguin yang selama ini hanya bisa ia lihat di dalam buku. Untuk pindah dari pantai renang manusia ke pantai renang penguin, kami harus menyusuri sebuah jembatan yang cukup panjang. Tapi jangan khawatir, selama menyurusi jembatan tersebut, kita disuguhi pemandangan yang lagi-lagi luar biasa cantik. Setelah kurang lebih setengah jalan, kita mulai mendengar suara dengkingan yang tidak biasa kita dengar. Kami mulai mencari-cari asal muasal suara tersebut. Ternyata di sela-sela pepohonan, dan di bawah jembatan, penguin-penguin bersembunyi. Waahhh... AL bahagia banget tuh ngeliat penguin-penguin yang lucu itu. Tapi hati-hati, penguin itu katanya galak dan suka mematuk, jadi jangan berani-berani pegang yah.... Tukang poto dah mulai gatel mau moto in, tapi masih agak susah, soalnya penguin-penguin itu masih pada sembunyi hehehehe...
Di jembatan penghubung pantai renang manusia dan penguin :) |
Akhirnya diujung jembatan itu kami menemukan sebuah bangunan, yang ternyata adalah pintu masuk menuju pantai penguin. Karena sebelum nya kami sudah membayar, jadi kami tidak perlu membayar lagi, cukup menunjukkan kertas tiket bukti pembayarannya saja. Jadi tiketnya jangan sampai hilang yah :)
Jembatan di dalam pantai penguin |
Setelah melewati bagian pemeriksaan tiket, lagi-lagi kami harus melalui jembatan yang panjang. Ternyata jembatan tersebut adalah tempat kita melihat penguin-penguin. Jadi para pengunjung tidak di perbolehkan turun dari jembatan itu, karena penguin walaupun lucu, tetapi cukup agresif. Tapi jangan khawatir, karena jembatan-jembatannya mengelilingi semua daerah, jadi dijamin tidak akan ada daerah yang terlewat untuk kita jelajahi. Dijamin 1000 langkah dalam sehari mah lewaaaatt daaahh hahahaha....
Penguin-penguin yang sedang bersantai di pantai |
Begitu kita sampai di ujung jembatan, kita bisa langsung melihat ratusan penguin yang sedang berjemur di pinggir pantai. Gak pake sembunyi-sembunyi lagi nih para penguin hehehe... Subhanallah...baru kali ini melihat penguin, sebanyak ini pula. Alhamdulillah kami sekeluarga masih diberi kesempatan untuk menambah pengalaman baru. Dalam sekejap, ratusan foto sudah memenuhi memory card kamera kami hahahaha....
Melihat begitu banyak penguin, AL sibuk sekali menunjuk-nunjuk semua penguin yang dia lihat. Bisa berada di tempat ini saja, saya dan suami sudah merasa bahagia, tapi melihat AL bahagia, perasaan kami sebagai orang tua tentunya lebih bahagia lagi. Alhamdulillah... Berjam-jam waktu kami habiskan untuk memandangi semua ciptaan Allah ini. Hingga akhirnya tidak terasa waktu sudah beranjak sore.
Sebenarnya jika waktu memungkinkan, dari Boulders Beach ini kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Cape Point. Akan tetapi ketika kami selesai dari Boulders Beach, ternyata ada perbaikan jalan, sehingga terjadi kemacetan panjang yang cukup memakan waktu. Jadi daripada kemalaman di jalan, kami pun membatalkan perjalanan menuju Cape Point. Sedih juga sih, tapi semoga lain waktu kami bisa kembali lagi dan mengunjungi tempat-tempat yang belum sempat kami datangi.
Menjelang malam, kami baru tiba di Cape Town. Perjalanan yang cukup melelahkan, namun sama sekali tidak sia-sia. Sebelum kembali ke hotel, kami memutuskan untuk mencari makan dulu. Agar begitu sampai hotel nanti kami bisa langsung beristirahat.
Beberapa malam ini kami selalu mencari makan di Waterfront, kali ini kami mencoba mall lain di Cape Town, yaitu Canal Walk.
Canal Walk
Salah satu mall besar di Cape Town. Tentunya sangat bagus dan luas. Saking luasnya, kami yang sudah gempor ini sudah tidak mampu untuk mengelilingi seluruh mall hahaha... Kami langsung menuju tujuan kami, yaitu food court. Layaknya di Waterfront, di Canal Walk juga banyak pilihan makanan halal. Yang beda dari Canal Walk ini adalah suasananya. Mayoritas pengunjung mall adalah muslim. Jadi kami benar-benar merasa nyaman, serasa berada di Indonesia hahahaha....
Sudah terlalu lelah untuk berjalan-jalan, jadi kami pun langsung kembali ke hotel. Sampai hotel, tentunya kami langsung membersihkan diri dan beristirahat. Kami harus me-recharge tenaga untuk esok hari. Meskipun besok adalah hari terakhir kami di Cape Town, tapi kami tidak mau menghabiskan waktu menunggu boarding time dengan hanya berdiam diri di airport. Masih ada rencana untuk hari esok.
Perjalanan akan dilanjutkan keesokan hari nya.... ;)
Menjelang malam, kami baru tiba di Cape Town. Perjalanan yang cukup melelahkan, namun sama sekali tidak sia-sia. Sebelum kembali ke hotel, kami memutuskan untuk mencari makan dulu. Agar begitu sampai hotel nanti kami bisa langsung beristirahat.
Beberapa malam ini kami selalu mencari makan di Waterfront, kali ini kami mencoba mall lain di Cape Town, yaitu Canal Walk.
Canal Walk
Salah satu mall besar di Cape Town. Tentunya sangat bagus dan luas. Saking luasnya, kami yang sudah gempor ini sudah tidak mampu untuk mengelilingi seluruh mall hahaha... Kami langsung menuju tujuan kami, yaitu food court. Layaknya di Waterfront, di Canal Walk juga banyak pilihan makanan halal. Yang beda dari Canal Walk ini adalah suasananya. Mayoritas pengunjung mall adalah muslim. Jadi kami benar-benar merasa nyaman, serasa berada di Indonesia hahahaha....
Sudah terlalu lelah untuk berjalan-jalan, jadi kami pun langsung kembali ke hotel. Sampai hotel, tentunya kami langsung membersihkan diri dan beristirahat. Kami harus me-recharge tenaga untuk esok hari. Meskipun besok adalah hari terakhir kami di Cape Town, tapi kami tidak mau menghabiskan waktu menunggu boarding time dengan hanya berdiam diri di airport. Masih ada rencana untuk hari esok.
Perjalanan akan dilanjutkan keesokan hari nya.... ;)
No comments:
Post a Comment