Tiba-tiba saya sangat menginginkan roti beraroma kopi ini. Terbayang jalan-jalan di mall di kota tercinta Bandung, dan kemudian mampir untuk membeli roti yang aromanya bisa menyebar ke seluruh penjuru mall ini.
Saya adalah orang yang keukeuh kalo kata orang sunda. Maksudnya, sebelum tujuan saya tercapai, saya akan terus mencoba. Begitu pula ketika proses pembuatan roti ini. Saya mencoba berbagai resep dari berbagai sumber yang saya dapatkan di internet. Namun mungkin karena beda selera, maka hasil yang saya dapatkan belumlah memuaskan hasrat roti boy saya hehehe....
Saya terus mencoba berbagai variasi resep hingga akhirnya keluarga kecil dan tercinta saya pun sangat bosan karena makan roti boy setiap hari hehehe...Namun hasilnya tidaklah mengecewakan, karena akhirnya saya menemukan resep yang benar-benar sesuai dengan lidah saya dan keluarga saya.
Resep roti dan toppingnya saya dapatkan dari dua sumber yang berbeda. Untuk resep roti saya sudah kesengsem dengan resep roti empuk ibu Fatmah Bahalwan dari NCC-Indonesia. Namun saya mendapatkan ide menggunakan resep ini juga berawal dari mba Ricke Ordinary Kitchen. Tapi jujur saja,untuk toppingnya, baik itu resep dari ibu Fatmah, maupun mba Ricke, agak kurang pas dengan selera kami. Jadi saya melakukan eksperimen dengan menggunakan resep topping Grace dari Kitchen Corner. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Toppingnya sangat mendekati rasa asli roti boy, crispy, tidak basah. Kuncinya satu, yaitu jumlah telur harus sesuai dengan yang tercantum di resep. Karena saya pernah mencoba dengan resep topping yang sama, namun karena malas, telurnya tidak saya timbang dan saya menggunakan telur ukuran jumbo. Dan akhirnya bisa diduga, topping menjadi basah.
Hasil roti dengan topping kopi tanpa ampas, warna agak pucat |
Untuk memudahkan, saya akan mencatat kembali resep roti beserta toppingnya, namun sudah sedikit saya sesuaikan dengan pengalaman saya membuat pribadi. Hasil dari adonan ini untuk 9-11 buah roti.
Resep roti :
- 225 gr bread fluor
- 25 gr cake fluor
- 10 gr susu bubuk
- 1 sdt vanilla essence
- 50 gr gula pasir (saya menggunakan gula tepung agar tidak terlalu manis)
- 6 gr ragi instant
- 2 kuning telur, kocok lepas
- 100 mL air es (saya menggunakan air biasa)
- 50 gr mentega (saya menggunakan unsulted butter agar lebih lembut dan harum)
- 1/4 sdt garam
Bahan topping :
- 50 gr unsalted butter, suhu ruangan
- 40 gr gula tepung
- 38 gr telur, kocok lepas. Harus di timbang yaa...!!
- 1 sdm kopi hitam + 1 sdm air (diseduh, saya lebih suka kopi yang berampas, membuat warnanya lebih gelap)
- cinnamon bubuk seujung sdt (optional)
- 25 gr brad fluor
- 25 gr cake fluor
Filling :
Salted butter, potong-potong persegi dengan ukuran kurang lebih 10 gr, kemudian bekukan di freezer.
Cara membuat :
- Semua bahan roti "kering" di campur rata. Kemudian tambahkan telur dan air. Uleni adonan hingga seluruhnya menggumpal menjadi satu bagian
- Tambahkan garam dan mentega. Uleni hingga adonan mulus elastis, dan tidak ada adonan yang menempel di tangan ataupun wadah.
- Istirahatkan adonan di wadah tertutup 40-60 menit, tergantung iklim dan cuaca
- Kempeskan adonan, uleni lagi sebentar agar kembali mulus. Lalu buat bulatan seukuran 50 gr atau sesuai selera
- Pipihkan adonan, simpan satu potong butter beku di tengahnya, kemudian bulatkan kembali adonan
- Istirahatkan kembali adonan selama kurang lebih 40 menit
- Sementara menunggu, siapkan dulu toppingnya. Dengan mixer kecepatan rendah, campurkan gula dan mentega hingga rata. Tambahkan sisa bahan lainnya. Masukkan dalam pipping bag
- Setelah adonan mengembang kembali, semprotkan topping melingkar seperti obat nyamuk bakar diatas roti.
- Oven roti pada suhu 200C selama 15 menit
Penyemprotan topping masih amatiran, tapi setelah di oven topping akan lebih merata |
Tips :
- Butter untuk filling sebaiknya simpan dulu di kulkas sebelum dipotong agar butter mudah dipotong, namun jangan disimpan di freezer. Penyimpanan butter di freezer dilakukan setelah butter dipotong-potong
- Meletakkan filling butter pada adonan sebaiknya menggunakan bantuan sendok. Karena jika butter disimpan menggunakan tangan, maka akan ada bagian butter yang menempel di jari-jari tangan. Hal tersebut menyebabkan adonan tidak akan rapat ketika dibulatkan kembali. Sehingga filling butter akhirnya akan bocor ketika di oven
- Berdasarkan resep asli, topping disimpan dulu dikulkas sebelum digunakan. Namun ketika saya mencobanya, ternyata topping jadi sulit menempel di roti. Oleh karena itu, saya mencoba untuk membuat topping sesaat sebelum digunakan, jadi tidak perlu disimpan dikulkas
- Ketika pertama kali mencoba membuat roti boy, saya tidak pede ketika harus melingkarkan topping diatas roti, sehingga saya akhirnya menyemprotkan topping dengan membentuk garis lurus. Tetapi ternyata penyemprotan topping dengan garis lurus membutuhkan jumlah topping yang lebih banyak, dan hasilnya pun kurang merata
- Jika topping yang dihasilkan terlanjur basah, atau pada keesokan harinya topping menjadi basah, maka roti bisa dihangatkan di oven pada suhu 200C selama 10 menit
Kalau suhunya atas bawah 200c roti ya kan gosong n keras, api atas190c n bawah 180c ?
ReplyDeleteSebenarnya tidak ada patokan brp derajat celsius. Karena setiap oven punya karakternya masing2. Saya juga ketika pertama kali baking, hasilnya selalu agak "ko begini yah?". Padahal proses pembuatan sudah sesuai dengan resep. Ternyata suhu ruangan serta karakter oven sangat mempengaruhi adonan kita. Sehingga mau tidak mau kita harus trial and error dulu berkenalan dengan peralatan masak yang ada di dapur kita. Selamat mencoba :)
Delete