Always Learn for Better Life: RIP Mandela

Saturday, 14 December 2013

RIP Mandela

Nelson Mandela, tokoh iconic dari Afrika Selatan telah wafat pada tanggal 6 Desember 2013 lalu. Duka mendalam sangat terasa kami rasakan disini. Bendera setengah tiang di kibarkan di berbagai bangunan perkantoran. Dan bahkan di berbagai sudut pertokoan pun, masyarakat turut berduka dengan menyalakan lilin kecil dengan background foto Mandela di belakangnya hingga hari pemakamannya nanti yaitu tanggal 15 Desember 2013. Bahkan dalam rangka berduka atas kematian pahlawan anti apartheid ini, muncul satu channel baru di tv yang selama 24 jam menyiarkan berbagai dokumentasi yang berkaitan dengan Mandela.


Pada tanggal 10 Desember yang lalu, 100 utusan berbagai negara datang ke Afrika Selatan untuk menghadiri acara Memorial Ceremony yang diadakan di FNB Stadium di Soweto, Johannesburg. Meskipun kami tidak menghadiri acara tersebut secara langsung, namun kami tetap memantau melalui siaran live di televisi. Jujur saja, acara tersebut bisa dikatakan jauh dari suasana berduka. Meskipun selama acara berlangsung hujan turun dengan cukup deras, namun acara tersebut malah terkesan meriah. Banyak masyarakat yang bernyanyi-nyanyi, memainkan alat musik. Bahkan yang menghebohkan adalah ketika Presiden US Barack Obama, PM UK David Cameron dan PM Denmark Helle Thorning-Schmidt tertangkap kamera sedang melakukan selfie (self portrait). Hal tersebut langsung menjadi headline di berbagai media news di dunia, karena ke tiga kepala negara ini dianggap tidak menghormati keluarga yang sedang berduka. Namun menurut saya pribadi, hal tersebut tidak salah sepenuhnya juga. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, bahwa suasana di stadium saat itu jauh dari kesan berduka. Maka akan sulit bagi mereka untuk merasakan duka di tengah suasana yang bahkan mirip seperti karnaval. Bahkan untuk beberapa kali ketika pembawa acara mengumumkan bahwa kepala negara tertentu hadir, pengunjung stadium menyoraki. Hal ini juga terjadi ketika kepala negara India dan Cina tangah berpidato. Bahkan ketika Zuma, presiden Afrika Selatan sendiri sedang berpidato, para pangunjung sibuk menyorakinya. 

Sejak tanggal 11 Desember 2013, Mandela di semayamkan di Union Building, Pretoria. Setiap harinya ribuan warga mengantri untuk memberikan penghormatan terakhir pada tata Madiba. Jumat kemarin, 13 Desember 2013 merupakan hari terakhir Mandela di semayamkan di Union Building. Dan terjadi tragedi dorong mendorong diantara ribuan orang yang belum diberi kesempatan untuk melayat. 

Rencananya Mandela akan di makamkan di daerah kelahirannya, yaitu di Qunu, Eastern Cape. Pemakaman akan dibuat privat khusus untuk keluarga dan kerabat saja. Bahkan para kepala negara pun diharapkan untuk tidak hadir di pemakaman tersebut. Mereka menegaskan, bukannya melarang, tapi menghimbau agar tidak menghadiri pemakaman tersebut. 

Dengan wafatnya Mandela, kami berharap semoga masyarakat di Afrika Selatan akan tetap menjaga keharmonisan. Meninggalnya bapak anti apartheid, bukan berarti apartheid akan muncul lagi. Karena yang Mandela berikan pada masyarakat Afrika Selatan bukanlah materi yang akan hilang begitu saja, namun ajaran dan didikan untuk saling bertoleransi tanpa membeda-bedakan ras, agama dan bahasa. 
Selamat jalan Nelson Mandela....

No comments:

Post a Comment