Always Learn for Better Life: Living in South Africa Part 4 : Rasis?

Wednesday 13 November 2013

Living in South Africa Part 4 : Rasis?

Postingan ini saya tulis bisa jadi karena kekesalan saya hari ini. Karena satu hal, saya merasa kesal dan akhirnya timbul lah pikiran rasis dari kepala saya. 
Dari dulu saya paling tidak suka jika ada orang yang rasis, tapi kali ini saya sadar...bahwa diri saya sendiri termasuk rasis hehehe.... :p
Apa saya menjadi rasis karena tinggal di Afrika Selatan? Hmmm... bisa ya, bisa juga tidak. Kayanya waktu di Indonesia juga cukup sering deh mendengar orang yang sedang jengkel akhirnya mengatakan "dasar batak lo" atau "emang orang jawa suka gitu" dan lain sebagainya. Secara tidak kita sadari, yang kita lakukan tersebut sudah termasuk kategori rasis loh.... Sebenernya apa sih rasis itu? Apa di Afrika Selatan masih banyak yang rasis? Untuk tau jawabannya, yuk kita simak bareng-bareng.. 

Menurut Wikipedia, rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Definisi ini menurut saya sangat tepat, karena praktek rasis seperti inilah yang banyak terjadi di sekitar kita. Lalu bagaimana dengan rasisme di Afrika Selatan? 
Pada masa Afrika Selatan masih menjadi koloni Inggris, praktek apartheid pertama kali di canangkan. Ketika itu sistem hukum di Afrika Selatan di bagi berdasarkan ras, yaitu ras kulit hitam dan ras kulit putih. Namun akhirnya politik apartheid ini berakhir ketika Nelson Mandela menjadi pimpinan kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Kurang lebih nya sih begitu lah ya hehehe... Lalu setelah Nelson Mandela berkuasa apakah rasisme lantas menghilang? Kalau menurut saya pribadi sih...tidak juga. Rasisme yang frontal, terang-terangan merendahkan kulit hitam sudah jelas tidak terjadi pada masa sekarang. Tapi diam-diam, secara tersembunyi rasisme ini masih terjadi. Untuk lebih jelasnya, saya akan langsung saja menceritakan contoh pengalaman yang saya alami.
  • Saat ini saya cukup di sibukkan dengan kegiatan mencari sekolah untuk anak saya, AL. Kategori sekolah yang saya inginkan cukup simple, yaitu sekolah yang memiliki akreditasi baik, dan tidak terlalu mahal tentunya hehehe... Kebetulan salah satu teman saya juga sedang mencari sekolah untuk anak nya. Anak kami usia nya tidak jauh beda, sehingga kami mendatangi beberapa sekolah bersama-sama. Namun ketika kami mendatangi beberapa sekolah, teman saya itu berkali-kali berbisik pada saya "jangan disekolah ini, banyak anak hitam nya", "sekolah ini gak bagus karena bule semua". Lah...what do u expect?? Bukannya disini isinya emang mayoritas bule ama orang item semua??? Kalo mo nyari sekolah yang isinya orang asia semua mending balik aja noh ke kampung halaman..!! 
  • Pada suatu hari, teman saya menitipkan anaknya di rumah saya. Ketika itu saya, AL dan anak teman saya itu jalan-jalan sore di komplek rumah. Tiba-tiba ada seorang wanita kulit hitam berjalan tidak jauh dari kami. Dan secara spontan, anak teman saya itu berteriak "aunty look....she's black..!!!!". Oh my God...rasanya pengen kabur aja dah....Sejujurnya, karena kejadian itu, saya jadi sedikit parno juga hehehe... 
Kejadian-kejadian tersebut hanyalah sebagian kecil dari berbagai kejadian lain yang kami alami. Memang sih kejadiannya tidak ekstrim juga, tapi bisa menunjukkan bahwa rasisme masih terjadi di sekitar kami. Sebenarnya ada juga beberapa stereotip tentang berbagai ras di Afrika Selatan ini. Misalnya saja, ras kulit putih biasanya lebih rasis di banding ras lainnya, ras kulit hitam biasanya berkaitan dengan pelaku kejahatan, atau ras India dan Cina yang selalu oportunis. Well, sebagian stereotip itu benar, tapi kita tidak bisa juga memukul rata semua manusia dengan ras tertentu memiliki sifat yang sama kan? Buktinya saya mengenal orang-orang kulit hitam yang baik, namun ada juga kulit hitam yang oportunis. Lalu ada juga bule kulit putih yang rasis pada kami, tapi banyak juga yang selalu ramah pada kami. 
Intinya, jika pandangan kita masih memandang orang lain berdasarkan warna kulit, maka sebenarnya kita lah yang rasis. Pada dasarnya saya tidak peduli jika ada orang yang memandang rasis pada saya, selama mereka tidak menyakiti saya. Yang paling penting adalah bagaimana kita memandang orang lain. Kita akan sulit untuk merubah orang lain, tapi jika kita ingin rasisme ini hilang, mulailah berubah dari diri kita sendiri. Jangan mengajarkan rasisme pada anak-anak kita!! Tuhan menciptakan kita berbeda, tapi bukan untuk di beda-beda kan. 
Semoga dengan postingan ini, kita bisa mengubah kebiasaan kita yang terkadang tidak kita sadari, tapi masuk ke dalam kategori rasisme. Postingan ini juga bisa sebagai pengingat bagi diri saya pribadi. 
Just on my thought. If you have different opinion, let's agree to disagree ;)

No comments:

Post a Comment