Always Learn for Better Life: Filosofi adonan roti

Tuesday 5 November 2013

Filosofi adonan roti

Gaya banget yah, adonan roti aja ada filosofi hidup nya hahahaha... Percaya gak percaya, saya pribadi menemukan filosofi hidup ketika membuat roti. Karena filosofi inilah saya betah berlama-lama membuat roti :D 

Jujur, sebenarnya saya tidak begitu suka memasak. Tapi berhubung saya tinggal di Afrika Selatan, makanan jadi yang bisa kami konsumsi (yang halal) sangatlah terbatas. Awal-awal saya tinggal di Afrika Selatan, saya 'menderita'. Karena mau beli makanan sulit, memasak pun tidak bisa hahahaha... Bisa dibayangkan kan bagaimana menderita nya saya? Secara hobi utama saya adalah makan hahaha... Tapi kemudian saya menyadari, bahwa ini adalah kesempatan emas bagi saya untuk belajar. Kalau semua serba mudah, seperti di Indonesia, entah tahun kapan pula saya akan mulai belajar?! Setidaknya, selama saya tinggal di Afrika Selatan, saya ingin punya tambahan satu skill. Untuk apa? Lah...punya ilmu kan gak pernah bikin rugi. Hitung-hitung nambah pahala plus menyenangkan anak dan suami :) 

Mulailah saya mencoba belajar memasak aneka masakan. Tentunya awal mula gagal. Selalu gagal malahan hahaha.... Tapi suami saya sangat mendukung saya. Meskipun saya banyak berbelanja bahan makanan yang akhirnya tidak bisa di makan juga, suami selalu menyemangati saya. 

Dari mencoba-coba membuat macam-macam masakan, makanan yang paling lama di buat nya ya aneka roti. Karena kita harus menunggu adonan untuk mengembang dengan sempurna.

Yang akan saya ceritakan ini pasti dialami pula oleh semua orang yang pernah membuat adonan roti. Berikut akan saya ceritakan step-step membuat adonan roti secara umum, beserta filosofi hidup nya. 
  1. Dalam membuat roti, kita pastinya menimbang berat masing-masing bahan yang dibutuhkan, seperti terigu, gula, garam, mentega, ragi, dan lain sebagainya. Yang pertama kali kita lakukan adalah mencampur adonan kering (selain garam) dengan air ataupun telur. Ketika pertama kali kita menguleni adonan tersebut, pasti semua setuju bahwa adonan tersebut sangat lengket. Bahkan tangan kita penuh dengan adonan yang lengket ini. Hal ini saya analogikan ketika pertama kali lulus dari kuliah, mencari kerja begitu sulitnya. Bahkan pekerjaan apapun dengan gaji berapapun diterima, asalkan tidak nganggur. Rasanya malu kalau kelamaan nganggur setelah lulus kuliah. 
  2. Perlahan-lahan, adonan mulai menggumpal menjadi satu bagian yang padat. Pada tahap ini, analogi saya, kehidupan kita dalam berkarier mulai menanjak. Mulai mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan yang dibayangkan. Namun apakah ini merupakan puncak karier? tentu belum... 
  3. Ketika adonan mulai tidak terlalu lengket, tangan kita mulai bersih dari adonan yang menempel, ternyata ini saatnya kita menambahkan bahan lain yaitu garam dan butter. Apa yang akan terjadi jika kita tidak menambahkan kedua bahan ini? Tentunya roti tidak akan mengembang sesuai dengan harapan kita, karena garam adalah makanan ragi yang membuat roti menjadi mengembang. Dan butter membuat rasa roti menjadi semakin lembut dan wangi. Jika kita berpuas diri sebelum menambahkan garam dan butter, roti tidak akan bisa di nikmati. Begitu pula dengan hidup kita. Ketika sesuatu yang kita harapkan mulai datang menghampiri, jangan gampang berpuas diri. Karena ketika kita terlena dan berhenti berusaha, maka level hidup kita hanya akan berhenti sampai level ini saja. Teruslah berusaha, tingkatkan skill dan kemampuan yang diiringi oleh bertambahnya pengalaman. InsyaAllah hidup kita pun akan terus meningkat dan kelak akan semakin nikmat rasanya. 
  4. Pertama kali membuat roti, saya hanya mengandalkan suhu dan cuaca untuk membuat adonan roti mengembang. Kalau lagi panas, saya membuat roti, kalo lagi dingin, saya libur hahahaha.... Alasannya cuma satu, kalo lagi dingin, gimana roti bisa mengembang? Yang ada lama nunggunya, dan kalo gak sabar malah bisa bantat. Tapi lama kelamaan saya sadar, bahwa kita tidak bisa menyerah pada keadaan dan lingkungan. Kalau mau adonan roti yang bagus dan mengembang sempurna, kita harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ragi, si makhluk mungil yang bekerja keras mengembangkan adonan roti kita.Ragi membutuhkan suhu yang hangat, tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin. Jadi mulailah saya mencari trik-trik agar adonan bisa mengembang meskipun udara dingin. Saya simpan wadah adonan roti dalam oven yang telah saya hangatkan terlebih dahulu. Begitu pun dengan hidup kita. Jika kita ingin hidup kita terus berkembang, jika kita ingin anak-anak kita berkembang sempurna, kita tidak bisa memasrahkan semuanya pada nasib dan membiarkan hidup mengalir begitu saja. Karena hanya benda mati yang tidak bergeraklah yang mengikuti aliran air yang mengalir, yang entah kemana ujungnya nanti. Namun jika kita ingin yang extra ordinary, di luar dari biasanya, kitalah yang harus membentuk lingkungan. 
    Saya ingin anak saya menjadi orang yang berhasil, karena itu saya akan berusaha selalu memberikan yang terbaik, makanan terbaik, nutrisi terbaik, sekolah terbaik, lingkungan terbaik dan tentu saja doa yang terbaik pula :) 
  5. Ketika adonan telah mengembang sempurna, kita masih harus membentuk adonan menjadi sesuatu yang cantik. Sehingga akan lebih menggugah selera ketika kita akan menyantapnya kelak. Yang makan roti akan merasakan nikmatnya, dan bahkan yang melihat pun akan melihat keindahannya. Membahagiakan semua orang. Ketika kita di puncak kehidupan, kita harus memberi keindahan tidak hanya bagi diri sendiri, namun bagi orang-orang disekitar kita juga.
  6. Selesai di bentuk, adonan roti pun di panggang. Ragi-ragi berhenti bekerja. Keluar dari oven, roti yang lembut dan hangat pun siap di santap. Ketika saatnya kita tua nanti, pernah mengalami berada di puncak kehidupan, waktunya menikmati masa tua yang indah. Tidak ada penyesalan, karena kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. 
Filosofi-filosofi inilah yang membuat saya sangat menyukai pembuatan roti. Saya tidak (belum) mempunyai heavy duty mixer ;p , jadi saya melakukan seluruh pembuatan roti secara manual. Tapi saya sangat menikmatinya. Apapun juga, bila di lakukan dengan hati yang senang, niscaya akan terasa ringan. 

Postingan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Kebiasaan sambil menguleni, sambil melamun, ya jadi nya filosofi-filosofi ini hahahaha.... :D 

No comments:

Post a Comment