Always Learn for Better Life: Living in South Africa part 7 : Hidup Sebagai Muslim di Afrika Selatan

Saturday 14 December 2013

Living in South Africa part 7 : Hidup Sebagai Muslim di Afrika Selatan

Salah satu hal yang menjadi fokus pemikiran kami ketika kami akan pindah ke Afrika Selatan adalah masalah agama. Berdasarkan informasi yang kami ketahui, Afrika Selatan merupakan negara yang  di dominasi oleh penduduk yang beragama Kristen, dan populasi masyarakat muslim hanya 1,5% saja dari keseluruhan populasi di Afrika Selatan. Bukannya kami mendiskriminasi kan agama, tetapi bagaimanapun juga kami memiliki kekhawatiran sendiri ketika harus berdomisili di daerah yang mana kami akan menjadi bagian dari minoritas. Jujur saja, malahan kami yang merasa takut di perlakukan diskriminatif oleh orang-orang di sekitar kami nanti. 


Namun apa yang kami takutkan tidaklah terjadi. Ternyata begitu banyak muslim di sekitar kami. Mungkin memang benar bahwa masyarakat Afrika Selatan muslim hanya sebagian kecil saja. Namun jumlah imigran, terutama dari timur tengah jumlahnya sangatlah banyak. Dulu saya sempat khawatir bahwa orang-orang akan memandang saya dengan aneh karena saya berhijab. Ternyata wanita muslim yang berhijab di Afrika Selatan sangatlah banyak. Bahkan tidak sedikit pula diantara mereka yang menggunakan cadar. 

Menjadi muslim di negara yang mayoritas non muslim tentunya makanan menjadi fokus lain dalam pemikiran kami. Namun lagi-lagi hal ini pun tidak menyulitkan kami. Beberapa merk dari hampir semua jenis makanan sudah berlabel halal. Sehingga tidak ada batasan bagi muslim di Afrika Selatan untuk mengkonsumsi makanan tertentu, asalkan selalu jeli melihat label halal. 
Ketika bosan dengan masakan rumah, beberapa restaurant di Afrika Selatan pun sudah mengantongi label halal. Meskipun pilihannya tidak sebanyak restaurant-restaurant di Indonesia, tapi cukup lumayan juga. Seperti pernah saya bahas sebelumnya, jumlah restaurant halaal di Pretoria dan Johannesburg tidak sebanyak jumlah restaurant halal di Cape Town. Di Cape Town, karena penduduk aslinya merupakan keturunan Cape Malay, maka jumlah penduduk muslim lebih banyak dibanding dengan kota-kota lainnya di Afrika Selatan. Sehingga restaurant halal pun bisa kita temukan dengan mudah. Sedangkan di Pretoria dan di Johannesburg, restaurant yang menyajikan makanan halal kadang hanya terdapat di gerai-gerai tertentu saja. Tentunya kami pun harus mencari tahu dulu dimana-mana saja restaurant yang sudah berlabel halal. Kalau ada kesempatan nanti, saya akan posting tempat-tempat makan halal di sekitar Pretoria dan Johannesburg. Jika sedang tidak malas tentunya hehehe... 
Update : bagi yang mencari informasi mengenai tempat makan halal di afrika, bisa mengunjungi situs SANHA (badan khusus yang memberikan sertifikasi halal di Afrika Selatan). Anda tinggal klik provinsi tujuan anda. List tempat makan halal di susun berdasarkan sub area provinsi yang anda tuju. 

Bagi muslim yang akan membeli daging-dagingan juga tidak bisa di sembarang tempat. Daging ayam mayoritas hampir semuanya sudah berlabel halal. Namun untuk daging kambing dan sapi, yang halal masih dijual di supermarket tertentu saja. Tapi jika ingin lebih bebas membeli daging halal, anda bisa menuju daerah khusus muslim seperti Laudium (Pretoria) ataupun Fordsburg (Johannesburg). Di sana banyak tukang daging yang menjual daging yang dijamin kehalalannya. 

Bagi muslim yang sedang jalan-jalan ke kota Pretoria ataupun Johannesburg, jangan khawatir akan sulit untuk melaksanakan ibadah shalat. Karena hampir di semua mall-mall di Pretoria dan Johannesburg menyediakan tempat shalat yang nyaman. 

Menjadi muslim di Afrika Selatan menurut saya tidaklah sulit. Memang sih... jika di bandingkan dengan hidup di negara yang mayoritas muslim lainnya tentu jauh berbeda. Namun jika kita sudah tahu seluk beluknya, maka segalanya akan menjadi mudah. 
Semua yang saya tulis disini murni berdasarkan pengalaman pribadi semata. Saya harap postingan ini akan bermanfaat bagi saudara muslim lainnya yang berniat mengunjungi ataupun tinggal di Afrika Selatan. 

No comments:

Post a Comment