Always Learn for Better Life: Dibuang sayang : Jalan-jalan di South Africa Episode 4 : Durban

Tuesday 5 August 2014

Dibuang sayang : Jalan-jalan di South Africa Episode 4 : Durban

Sebenarnya perjalanan ke Durban ini kami lakukan lebih dari satu setengah tahun yang lalu. Tepatnya akhir Desember tahun 2012. Lalu kenapa baru di posting sekarang? Karena kemalasan saya sedang merajalela, sehingga begitu banyaaaakkk tempat-tempat yang kami datangi ingin saya posting di blog ini, namun apa daya rasanya tangan ini sangat berat untuk memulainya hehehe.... 

Belakangan ini suami saya mulai komplain, karena banyak foto-foto di berbagai tempat yang saya janjikan akan masuk dalam blog, tapi hingga saat ini tidak masuk-masuk juga hehehe.... Mumpung sekarang saya sedang ada waktu, saya akan mencoba untuk memulai posting tempat-tempat wisata di Afrika Selatan lagi. Tetapi tentunya karena waktu kami berwisata ini sudah termasuk dalam kategori "jaman dahulu kala", maka cerita yang saya tulis pun tidak akan mendetail. Maklum, sudah lupa juga sebagian ceritanya hehehe... Tapi setidaknya bukti-bukti penampakannya masih bisa dikatakan sahih hehehehe....
Kami melakukan perjalanan ke Durban dengan melaui jalur darat. Jarak yang harus kami tempuh kurang lebih 600 km. Jauh? Tentunya sangat jauh. Tapi anda jangan membayangkan jalanan yang akan di lalui seperti jalan antar provinsi di Indonesia. Karena sejak berangkat dari rumah hingga Durban, jalan yang kami lalui 100% jalan tol. Jangan khawatir akan bosan juga, karena sepanjang jalan anda akan di suguhi oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Sangat jarang jalan yang kami lalui melewati perkotaan. Hanya ada hamparan padang rumput yang sangat luas, ataupun pegunungan yang akan membuat anda tidak berhenti berdecak kagum.

Tujuan utama kami menuju Durban tentunya untuk bermain di tepi laut. Tapi jujur saja, pemandangan dan keadaan pantainya menurut kami biasa saja. Ya...standar pantai lah hehehe... Bahkan pemandangan sepanjang jalan menuju durban bisa dikatakan jauh lebih indah daripada pemandangan di Durban itu sendiri.

Tanpa banyak cerita, bagi yang ingin tahu seperti apa Durban itu, bisa langsung di lihat berdasarkan foto saja yaaa hehehehe.... 

Bagi anda yang menyukai pemandangan alam yang hijau, perjalanan menuju Durban ini dapat menyegarkan mata anda. Sepanjang jalan, kanan dan kiri jalan selalu di suguhi oleh pemandangan indah. Mungkin bagi sebagian orang, pemandangan seperti ini akan terasa monoton. Tapi bagi kami ini adalah pemandangan luar biasa indah. Dijamin, di Indonesia anda tidak akan menemukan hamparan hijau seperti ini hehehe.... 



Gambaran pemandangan sepanjang jalan Pretoria - Durban


Sesampainya di Durban, tentunya kami langsung mencari pantai. Kami seperti orang gunung yang baru pertama kali melihat pantai, begitu bahagia hehehe... Sebenarnya bagi AL, ini memang pertama kali nya dia bermain di pantai loh hehehe... Saking bahagianya kami bermain di sisi laut, kami tidak memperhatikan keadaan sekitar kami. Tidak jauh dari tempat kami berada, ada sebuah ambulance yang sedang parkir. Disekitar kami juga ada beberapa anak yang menangis dan beberapa orang dewasa yang meringis kesakitan. Sampai detik itu, kami masih belum mendapat kesimpulan dari beberapa kejadian itu. Hingga akhirnya....suami saya pun ikut meringis kesakitan. Dan ternyataaa...di pantai itu sedang ada serangan ubur-ubur. Memang sih sengatan ubur-ubur nya tidak termasuk dalam kategori berbahaya, namun menurut pengakuan suami saya yang di sengat di dekat jari kaki, rasa sengatannya terasa sakit dan linu hingga ke pinggang dekat perut. Nah looohh... Bencana nih buat kita hahahaha....

Akhirnya kami pun meminta bantuan life guard dan tenaga medis yang sedang sibuk memberikan bantuan pada korban lain. Penanganannya sebenarnya sangat simple, yaitu rendam bagian yang tersengat di air hangat atau oleskan cuka. Namun karena tenaga medis maupun life guard nya tampak sibuk, akhirnya kami pun berusaha untuk mengobati kaki suami saya dengan cara sendiri. Yaitu kami lari pulang ke hotel, dan merendam kaki suami saya dengan air hangat. Alhamdulillah tidak lama kemudian rasa sakit dan ngilu pun sedikit reda. Ada-adaaaa saja godaan saat liburan hehehehe... 



Gambaran pemandangan laut Durban
Detik-detik sebelum di sengat ubur-ubur hahaha...:))
Keapesan kami pada saat liburan ternyata tidak hanya pada hari pertama. Pada hari kedua, rencana kami adalah menaiki speed boat untuk bisa melihat Durban dari tengah laut. Diantara kami, tidak ada yang mempunyai tradisi mabuk laut. Sehingga kami pun sangat percaya diri untuk menaiki speed boat. Namun apa mau di kata, ternyata ombak hari itu sangat kencang dan mengombang-ambingkan perahu kami. Dan bencana kedua pun datang menimpa saya. Untuk pertama kali nya seumur hidup, saya merasakan juga mabuk laut hahahaha... Selama tur itu, saya hanya bisa terduduk diam dan tak bergerak. Sungguh penyiksaan yang teramat sangat hahahaha.... 



Suasana di pelabuhan

Detik-detik sebelum siksaan mabuk laut dimulai, masih bisa terseyum hahahaha....
Setelah bermabuk-mabuk ria di atas perahu, keesokan harinya kami pun menuju uShaka Marine. Karena belum lengkap rasanya jika ke Durban, tapi belum mengunjungi uShaka hehehe... Ada apa sih di uShaka? uShaka sebenarnya sejenis sea world. Tapi di dalamnya juga ada private beach nya juga, ada berbagai macam restaurant juga, ada animal show nya juga, ada water park nya juga. Intinya uShaka ini bisa dikatakan one stop entertainment untuk daerah pantai hehe... Sebenarnya kami punya buanyaaaak sekali stok foto-foto ketika di dalam sea world uShaka ini. Tapi apa mau di kata, ketika mamang foto nya masih amatiran, maka yang ada hasil fotonya jika tidak terlalu gelap, ya muka jadi kinclong karena berminyak ehehehe... Oleh karena itu saya hanya bisa menyajikan beberapa foto ketika kami sedang berada di luar saja. 

Lagi liatin orang-orang yang di umpanin ke hiu hahaha...





Buat yang belum tau, SA juga terkenal loh sama pinguin nya...



Keesokan harinya, setelah puas bermain di pantai dan uShaka, kami pun mengunjungi stadium terbesar di Durban. Namanya Moses Mabhida Stadium Durban, yang dulu menjadi salah satu tempat dilaksanakannya pertandingan saat piala dunia 2010. Tempat ini sekaligus jadi tempat terakhir yang kami kunjungi di Durban. Dan karena pada saat mendatangi stadium ini bertepatan dengan hari natal, maka stadium ini pun di tutup untuk umum. Sehingga kami hanya dapat memandangi dan berfoto-foto dari luarnya saja. Namun tak mengapa, setidaknya kami masih bisa berfoto di bawah tulisan Moses Mabhida nya, sebagai bukti sahih bahwa kami benar-benar pernah mengunjungi tempat ini hahaha... 




 
Oiya buat anda-anda yang muslim, ada kabar baik jika anda berkunjung ke Durban. Kebetulan waktu itu kami menginap di hotel Hilton Durban. Dan tepat di depan hotel, ada semacam taman hiburan malam dan juga pameran barang-barang serta makanan halal. Saya lupa tepatnya pada tanggal berapa acara tersebut di mulai, tapi pameran tersebut selalu ada setiap malam antara pertengahan bulan Desember hingga awal januari. Sehingga anda tidak akan kesulitan mencari makanan halal dan juga bisa sekalian berbelanja pakaian muslim. 
 
Yaaa...kurang lebih begitulah perjalanan kami ke Durban. Kami sangat menikmati setiap waktu nya. Meskipun perjalanan ini sudah lama kami lakukan, namun kenangannya masih berbekas manis di ingatan kami :) 

No comments:

Post a Comment